Pages

Saturday 17 December 2011

Ingat Nak, Bila Kamu Tidak Sholat. Diakhirat Ibu Akan Disiksa

Air matanya mengalir teringat pesan ibunda tercinta, "Ingat Nak, Bila Kamu Tidak Sholat. Diakhirat Ibu Akan Disiksa." Disaat kenyataan pahit menghempas hidupnya. Usahanya dibidang pertanian dan makanan. Gagal panen karena faktor alam membuatnya harus mengalami kerugian milyaran rupiah. Disaat itu dirinya benar-benar minus, bila dihitung antara aset dan hutang, lebih banyak hutangnya. Sejak peristiwa itu seakan membuatnya terasa tertohok, menerima sebuah pukulan yang cukup telak membuat tubuhnya terhuyung-huyung limbung dan sampai akhirnya jatuh sakit. Perusahaan yang hampir kolaps dan sakit yang dideritanya telah menyadarkan dirinya, sehebat apapun manusia berencana pada akhirnya Allahlah yang menentukan. Dalam hatinya menjerit. 'Ya Allah, apa yang salah dariku? Perusahaanku hampir hancur, malah Engkau berikan aku sakit?' Air matanya mengalir. Ditengah istri dan anak-anaknya tertidur lelap. Tak kuasa menahan perih dihatinya. Terasa begitu sakit yang luar biasa dideritanya.



Dalam kesendirian dirinya merenung, selama ini betapa dirinya telah jauh dari Allah. Keyakinan terhadap diri sendiri telah membuatnya mengabaikan peran Allah dalam keberhasilan usahanya. Ibadah seperti sholat, zakat, puasa dan shodaqoh tidak pernah dilakukannya. Teringat pesan ibunda tercinta sewaktu masih duduk dibangku SMP agar jangan pernah meninggalkan sholat. "Ingat Nak, Bila Kamu Tidak Sholat. Diakhirat Ibu Akan Disiksa, karena kamu tidak pernah berdoa untuk Ibu.' Baju basah tergenang air mata kerinduan kepada ibunda. Telah sekian tahun berlalu, sholat tidak pernah dikerjakan, tenggelam dalam mengejar impian. tergambar jelas begitu menggebu-gebu dirinya, siang malam bekerja merintis usahanya. Istri dan anak-anaknya bahkan telah kehilangan figur dirinya sebagai suami dan ayah yang baik. 'Ampunilah hambaMu ini, Ya Allah..' Ucapnya lirih tak terdengar. Cubitan Allah itu telah menyadarkannya segera bangkit. Kehadirannya di Rumah Amalia untuk berbagi dengan harapan mendapatkan keridhaan Allah bagi diriya dan keluarga. Beberapa hari kemudian sakitnya sembuh. Seolah mendapatkan kekuatan besar untuk mengurus kembali usaha yang telah dirintis selamanya ini. Geliat perkembangan perusahaan pertanian dan makanan, tumbuh pesat tidak pernah disangkanya. Ia yakin semua itu adalah kehendak Allah dan hal itu membuat dirinya, istri dan anak-anaknya tidak lupa diri malah semakin dekat dengan Allah untuk menggapai keridhaanNya. Ibadah sholat ditunaikan mendatangkan kebahagiaan dan ketenteraman bagi kehidupan rumah tangganya. Subhanallah.

Barakallah...

Wassalam,

Coretan popular