Pages

Wednesday 16 March 2011

Berapa lama kita di KUBUR...


Semoga bermanfaat……

Berapa lama Kita dikubur?

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi
kawasan lampu merah Bandar Karet .

Baju merahnya yg besar melambai-lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang ais-krim sambil sesekali
mengangkatnya ke mulutnya untuk dimakanya, sementara tangan kirinya mencengkam seluar ayahnya.

Yani dan Ayahnya memasuki tanah perkuburan awam Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di
atas tembok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915: 20- 01-1965"

"Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu meniru gaya
tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya
berdo'a untuk Neneknya..

"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sambil tersenyum, sambil memandang
pusara Ibu-nya.

"Hmm, bererti nenek sudah meninggal 49 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya mengira dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 49 tahun .... "

Yani menoleh kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana Di samping kuburan neneknya ada
kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910"

"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 117 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan bersebelahan kubur
neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengusap kepala anak satu-satunya. "Memangnya
kenapa nak ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, ayah kan semalam
kata, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani
sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?"

Ayahnya tersenyum, "Lalu?"
"Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya,
berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur ... Ya kan yah?" mata Yani bersinar keranana bisa menjelaskan kepada
Ayahnya pendapatnya.

Ayahnya tersenyum, namun sekilas nampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ...... "Iya nak, kamu pintar," kata
ayahnya pendek.

Pulang dari tanah perkuburan, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan
anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Menitsskan air mata....

Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?
’ Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un’ .... Air matanya semakin banyak menitis, sanggupkah ia selama itu disiksa?
Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di
kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi?
Tahankah? padahal melihat adegan pukul - memukul masa di tv kemarin ia dah tak tahan?

Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya mengangkat, setinggi bahunya naik turun tak teratur... air matanya
semakin membanjiri pipi dan janggutnya…

”Allahumma as aluka khusnul khootimah”.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia
berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani

Dihampirinya Yani yang tertidur di atas bangku. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu,
betapa sang ayah sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya erti sebuah kehidupan... Dan apa
yang akan datang di depannya...

"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."

Coretan popular